Selama bertahun-tahun, para pembuat mobil menarik perhatian dengan desain yang semakin agresif—kisi-kisi yang terlalu besar, garis-garis yang berlebihan, dan sentuhan futuristik. Kini, revolusi diam-diam sedang berlangsung. Merek-merek mulai dari BMW hingga Lexus secara halus namun tegas, mundur dari hal-hal ekstrem ini, kembali ke estetika yang lebih bersih dan halus. Ini bukan sekedar tren; ini adalah koreksi pasar, didorong oleh reaksi konsumen dan kesadaran bahwa desain yang bertahan lama mengalahkan nilai kejutan yang cepat berlalu.
Era Gaya Berlebihan: Saat Keberanian Menjadi Terlalu Jauh
Pada tahun 2010-an dan awal tahun 2020-an, para pembuat mobil mendorong batasan desain, seringkali dengan mengorbankan keabadian. Tujuannya adalah untuk menonjol, yang mengarah pada polarisasi estetika yang memecah belah konsumen. Apa yang disebut-sebut oleh para desainer sebagai “berani” sering kali dianggap janggal atau dipaksakan, membuat para penggemar merindukan desain yang lebih bersih dan seimbang.
Serangan Balik dan Pergeseran Menuju Penyempurnaan
Kritiknya cepat. Forum, media sosial, dan ulasan profesional menyuarakan sentimen yang sama: banyak dari desain “pernyataan” ini tidak sesuai dengan usia. Pembeli menolak drama visual demi estetika yang bertahan lama, sehingga memaksa produsen untuk mengkalibrasi ulang filosofi desain mereka. Pendulum desain otomotif kembali ke arah kesederhanaan dan keanggunan.
Kemunduran Tenang BMW Dari Kisi-kisi “Bucktooth”.
Tidak ada merek yang mendapat kritik lebih besar daripada BMW, yang ciri khas gril ginjalnya bermutasi menjadi desain yang terlalu besar dan kontroversial. Meskipun BMW membela langkah tersebut sebagai cara untuk membedakan jajaran produk listrik dan performanya, reaksi publik sangat negatif. Kisi-kisi yang terlalu besar menjadi meme internet, merusak reputasi kehalusan BMW.
Dengan Hormat Menggandakan Kontroversi
Saat ini, BMW diam-diam melakukan koreksi arah. Konsep terbaru, seperti sedan Neue Klasse, menunjukkan kembalinya garis yang lebih bersih dan perawatan front-end yang terkendali. Kisi-kisinya masih ada, tetapi proporsional, terintegrasi, dan berteknologi maju, bukan mendominasi. Kepala desain BMW Domagoj Dukec telah mengisyaratkan bahwa model masa depan akan memprioritaskan “kepercayaan diri tanpa agresi,” sebuah pengakuan halus bahwa merek tersebut mengambil eksperimen keberanian terlalu jauh.
Lexus Menemukan Kembali Keanggunan Daripada Kelebihan
Kisi-kisi spindel Lexus, yang dulunya merupakan perubahan radikal dari gaya konservatifnya, semakin terdistorsi seiring berjalannya waktu. Bentuk jam pasir yang agresif mengasingkan konsumen kemewahan tradisionalnya, yang mendambakan kecanggihan sederhana yang menjadi ciri khas Lexus pada tahun 1990an dan awal 2000an.
Mengembalikannya ke Dasar-Dasar yang Halus dan Serbaguna
Kini, Lexus memperlunak pendekatannya. Model terbaru menampilkan interpretasi spindel yang lebih seimbang, dengan garis yang lebih halus dan rahang yang tidak terlalu menganga. Transisi menuju konsep “spindle body” menunjukkan niat Lexus untuk berevolusi melewati fase paling kontroversialnya.
Hyundai dan Kia Merangkul Kesederhanaan Setelah Kelebihan Futuristik
Hyundai dan Kia mendorong batasan desain dengan lipatan tajam dan permukaan yang rumit, namun eksperimen ini terkadang melewati batas dan menimbulkan kebingungan. Menyadari hal ini, kedua merek mengubah pendekatan mereka, mengadopsi lini yang lebih bersih dan hampir retro-modern yang terinspirasi oleh warisan mereka.
Mempermudah Desain Futuristik yang Jauh
Konsep Kia EV5 dan Hyundai Ioniq 9 yang akan datang menampilkan profil yang lebih halus, elemen pencahayaan yang lebih halus, dan penggunaan detail geometris yang terkendali. Pergeseran ini menunjukkan meningkatnya kesadaran bahwa umur panjang desain sama pentingnya dengan hal baru.
Minimalisme Tesla Menginspirasi Kembalinya Pengekangan yang Lebih Luas
Ironisnya, bahasa desain Tesla yang minimalis—permukaan bersih, fascia yang nyaris tanpa fitur—secara tidak langsung menjadi katalisator koreksi ini. Meskipun awalnya diejek sebagai sesuatu yang hambar, kesederhanaan Tesla mulai terlihat menyegarkan dan abadi dibandingkan dengan kelebihan para pesaingnya.
Menetapkan Panggung Untuk Gelombang Desain Otomotif Berikutnya
Merek seperti Volvo, Polestar, dan bahkan Mercedes-Benz telah menerapkan desain yang lebih sederhana, sejalan dengan filosofi Tesla yaitu “less is more.” Etos minimalis juga memengaruhi interior, di mana tombol fisik telah dihilangkan dan digantikan dengan tata letak yang bersih dan berbasis teknologi.
Setelah dekade-dekade yang penuh gaya, bahasa visual Tesla yang tenang telah menjadi contoh keindahan otomotif jenis baru—yang berakar pada kesederhanaan, proporsi, dan daya tarik abadi.






















